SUMBER : http://news.okezone.com/read/2016/11/05/519/1533826/hingga-oktober-jumlah-penderita-demam-berdarah-di-madiun-capai-259-kasus
Hingga Oktober, Jumlah Penderita Demam Berdarah di Madiun Capai 259 Kasus
MADIUN – Hingga Oktober 2016, Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mencatat, telah
menangani 259 kasus demam berdarah (DB) yang terjadi di wilayah
tersebut.
"Dari 259 penderita demam berdarah tersebut, lima orang meninggal dunia karena terlambat penanganannya," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, Sabtu (5/11/2016).
Pihaknya memperkirakan, jumlah tersebut terus bertambah seiring
memasuki musim hujan pada bulan November dan Desember hingga awal tahun
depan.
Menurut dia, dari 259 kasus demam berdarah tersebut, mayoritas penderitanya adalah usia anak-anak, berkisar 2 hingga 12 tahun. Hal itu terjadi karena daya tahan tubuh anak lebih rentan terkena virus dan bakteri.
Pengaruh cuaca yang tidak menentu saat ini, juga membuat siklus penyebaran semam berdarah menjadi sulit diprediksi. Biasanya, saat memasuki musim kemarau, penderita demam berdarah perlahan mulai menurun.
Namun, tahun ini yang cenderung banyak hujan, membuat jumlah penderita demam berdarah rata-rata sama tiap bulannya, yakni mencapai 15 hingga 17 penderita.
Guna mencegah penyakit demam berdarah semakin banyak, Dinkes setempat terus melakukan pemantauan di daerah yang telah terdapat penderita positif demam berdarah atau pelacakan epidemologi dalam radius 100 meter dari titik awal temuan kasus. Setelah itu, daerah tersebut akan dilakukan pengasapan untuk melokalisir penyakit demam berdarah.
"Namun dalam pelaksanaannya, pengasapan selalu dilakukan lebih dari radius 100 meter," kata dia.
Dinkes juga terus melakukan upaya pencegahan dan promotif, salah satunya dengan melakukan penyuluhan yang melibatkan kader juru pemantau jentik (jumantik) di masing-masing RT.
"Penggunaan bubuk abate ke dalam air bak mandi juga perlu dilakukan untuk membunuh jentik-jetik nyamuk. Juga menggunakan obat nyamuk dan kelambu saat tidur, terlebih pada pagi dan sore hari," ujar dia.
(fds)"Dari 259 penderita demam berdarah tersebut, lima orang meninggal dunia karena terlambat penanganannya," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, Sabtu (5/11/2016).
BERITA REKOMENDASI
Menurut dia, dari 259 kasus demam berdarah tersebut, mayoritas penderitanya adalah usia anak-anak, berkisar 2 hingga 12 tahun. Hal itu terjadi karena daya tahan tubuh anak lebih rentan terkena virus dan bakteri.
Pengaruh cuaca yang tidak menentu saat ini, juga membuat siklus penyebaran semam berdarah menjadi sulit diprediksi. Biasanya, saat memasuki musim kemarau, penderita demam berdarah perlahan mulai menurun.
Namun, tahun ini yang cenderung banyak hujan, membuat jumlah penderita demam berdarah rata-rata sama tiap bulannya, yakni mencapai 15 hingga 17 penderita.
Guna mencegah penyakit demam berdarah semakin banyak, Dinkes setempat terus melakukan pemantauan di daerah yang telah terdapat penderita positif demam berdarah atau pelacakan epidemologi dalam radius 100 meter dari titik awal temuan kasus. Setelah itu, daerah tersebut akan dilakukan pengasapan untuk melokalisir penyakit demam berdarah.
"Namun dalam pelaksanaannya, pengasapan selalu dilakukan lebih dari radius 100 meter," kata dia.
Dinkes juga terus melakukan upaya pencegahan dan promotif, salah satunya dengan melakukan penyuluhan yang melibatkan kader juru pemantau jentik (jumantik) di masing-masing RT.
"Penggunaan bubuk abate ke dalam air bak mandi juga perlu dilakukan untuk membunuh jentik-jetik nyamuk. Juga menggunakan obat nyamuk dan kelambu saat tidur, terlebih pada pagi dan sore hari," ujar dia.
Komentar
Posting Komentar